Jumat, 15 Maret 2013

Tri Suciadi: “Adat Istiadat perlu berjalan berdampingan dengan aqidah Islam!”

1 komentar


Gerimis turun membasahi tanah di kampus biru, awan mendung menghinggapi langit di atas Universitas Muhammadiyah Purwokerto, namun hal itu tidak menyurutkan semangat anggota UKM Teater Perisai untuk tetap menjalankan pementasan drama yang bertema “Mengikat Tali Sillaturahmi dalam Sebuah Seni di Kawasan Islami (12/3)”

Pementasan drama yang  mengangkat empat cerita itu dimulai hari ini. Tema yang saat ini merujuk tentang kehidupan sosial masyarakat ini bertujuan memberikan nilai moral kepada anggota Teater Perisai dan penonton.
“Studi Pentas kali ini bertujuan mendidik karakter warga baru teater perisai dan penonton untuk menyeimbangkan antara adat dan agama bukan malah mengalahkan satu sama lain,” ungkap Tri Suciadi selaku ketua UKM Teater Perisai.
Setiap cerita yang diangkat mengandung nilai yang dapat diambil. Cerita yang berjudul “Wanita yang diselamatkan” mengangkat kisah tentang seorang wanita dalam  menyikapi organisasi keislaman (NII yang dulunya  DI/TII). Cerita kedua, yaitu berjudul “Delusi”, yang mengangkat tentang adat dan kebiasaan orang jawa pada umumnya dan Banyumas khususnya yang juga dapat disaring dengan aqidah Islam. Kisah yang selanjutnya mengangkat sebuah cerita tentang seorang manusia yang ingin bertobat, kisah ini berjudul, “Sebuah Kesaksian”. Judul cerita yang terakhir adalah “Festival Topeng”, ini tentang sebuah kisah manusia yang penuh kemunafikan dalam menjalani hidup. Namun yang melatarbelakangi keseluruhan cerita adalah bagaimana seorang manusia itu harus hidup di tengah masyarakat.
“Pada hakekatnya yang menjadi acuan dari keseluruhan dari cerita tersebut adalah bagaimana manusia harus menyadari keberagaman yang ada. Di sisi lain, manusia juga harus melestarikan adat dan budaya yang berkembang, namun tetap tidak meninggalkan ke-Islaman,” tambah Adi yang juga mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris itu.
Selaras dengan Adi, Dirwan selaku sutradara Festival Topeng juga mengamini bahwa pementasan kali ini memiliki pesan kepada penonton untuk menjaga keharmonisan antar manusia dalam masyarakat, selain itu juga memberikan nilai moral diselipkan seperti pendidikan karakter.
Studi pentas merupakan program tahunan dari Teater Perisai, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman pentas kepada warga baru Perisai. Pementasan ini dihadiri puluhan penonton baik dari mahasiswa UMP maupun dari mahasiswa dari kampus lain.
“Penonton yang hadir lebih dari 50, walaupun jumlah tersebut belum sesuai target yang diharapkan, namun di sisi lain, kami juga kedatangan perwakilan anggota teater dari kampu lain. Hal itu dapat memberikan masukan kepada kami terkait pementasan yang kami gelar,” Ungkap Tri Suciadi.
Study Pentas yang digelar 12 – 16 Maret di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, kali ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa UMP untuk mendapatkan pendidikan di kegiatan kemahasiswaan dan juga sebagai sarana pendidikan mahasiswa untuk menghargai dan menghormati keberbedaan.
“Pentas ini untuk memberikan hak sebagai mahasiswa UMP untuk mendapatkan pendidikan dalam proses kegiatan mahasiswa. Di sisi lain kami juga mengharapkan ketika penonton yang hadir dapat mengambil pelajaran yang kami sampaikan,” ungkap Endah Kusumaningrum selaku Pimpinan Produksi. (Evri&Vena_Bhas)
Continue reading →

Labels