Selasa, 24 Mei 2011

PERGANTIAN REKTOR, MAHASISWA TERIMA “MATANG”

1 komentar

Empat tahun sudah Syamsuhadi Irsyad SH.,MH memegang kendali kebijakan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Tahun 2011 ini pemilihan rektor akan dilakukan kembali, tepatnya pada rabu (25/05) nanti. Perhelatan 4 tahunan ini mempunyai andil besar untuk menentukan seperti apa kampus biru ini. Namun sayangnya, tidak semua elemen kampus dapat turut serta menyuarakan keinginannya terkait sosok rektor periode selanjutnya. Bahkan ironis, mahasiswa tidak tahu kalau ada pemilihan rektor.
Tidak ada keterlibatan mahasiswa dihambat dengan adanya statuta UMP tahun 2009 yang menerangkan bahwa Rektor selaku ketua senat menjaring bakal calon rektor melalui rapat senat universitas. Dalam prosesnya, Ketua senat yang dipimpin oleh Syamsuhadi Irsyad selaku rektor yang saat ini masih menjabat, membentuk tim untuk menjaring calon (15/1). Yaitu Sutomo M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Akademik, Ahmad M.Pd dosen matematika, Haryanto, ST., MT Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Tanto Sukardi M.Hum dosen sejarah, dan Dedy Purwito S,Kep.,M.Sc Dekan FIKES. Tim tersebut bertugas memastikan kesediaan masing-masing bakal calon.
“Mahasiswa hanya akan meributkan proses pemilihan”, tutur Syamsuhadi Irsyad SH.,MH ditemui Bhaskara di ruangannya. Didampingi Heri selaku Humas UMP, rektor yang juga pernah menjabat rektor UMP pada periode 1976-1988 menganggap mahasiswa tidak dapat memberikan kontribusi positif dan hanya membuat kacau dengan melakukan demonstrasi-demonstrasi. Artinya mahasiswa tidak mempunyai hak bicara apalagi hak suara dalam menentukan sosok yang nantinya akan memimpin empat tahun ke depan.
Terkait mekanisme pemilihan rektor, Suwarno M.Si salah satu anggota senat ketika berdiskusi dengan Bhaskara di gedung UKM mengatakan bahwa mereka hanya mengikuti statuta yang ada karena semua bergantung pada keputusan yang diambil birokrasi. “mahasiswa yang memiliki usulan, harap dikomunikasikan dengan senat,” terang Suwarno yang juga Kaprodi Sejarah.
 Pernyataan rektor tersebut mendapat respon keras dari mahasiswa. “Di mana posisi mahasiswa,” ungkap Irfan Fatkhurahman selaku Presiden BEM UMP. Ia menambahkan  bahwa mahasiswa tidak  melakukan keributan, Kalaupun ada demonstrasi, itu hanya untuk menyalurkan aspirasi mahasiswanya. Irfan yang sudah memimpin 1 tahun lebih ini berharap adanya  wadah untuk menyerap aspirasi mahasiswa dalam pergantian rector karena nantinya mahasiswa juga yang menjadi objek kebijakan rektor yang terpilih.
Proses demokrasi yang seolah-olah tertutup seperti ini sangat disayangkan. Padahal UMP merupakan institusi yang berada di naungan Muhammadiyah yang sangat mengedepankan musyawarah mufakat. Walaupun memang ada musyawarah, Namun, dalam  permusyawaratan kali ini hanya melibatkan senat. Padahal masih ada elemen lain di kampus yang mempunyai kontribusi besar dalam  memajukan universitas yang tidak lain adalah mahasiswa.
Momentum besar ini mendapat respon dari kalangan Keluarga Mahasiswa (KM). Mereka tidak mengenali bagaimana track record dari masing-masing calon. Mahasiswa menyayangkan sistematika pemilihan yang ditetapkan pada statuta perguruan tinggi muhammadiyah. Pasalnya  tidak ada peran dari mahasiswa mulai dari proses pencalonan hingga pemilihan. “UMP kurang demokrasi, saya tidak kenal calon-calon rektornya”, ungkap Uswatun mahasiswa Biologi. Dia menginginkan adanya diskusi public untuk sosialisasi masing-masing calon. Begitu juga dengan yang diungkapkan Tio mahasiswa sejarah “Pemilihan rector tidak ada transparansi. Tidak menjunjung tinggi demokrasi, mahasiswa memiliki keterbatasan dalam beraspirasi”.
Tanpa sosialisasi dan komunikasi ke mahasiswa, pada minggu (22/5) kemarin, senat telah memilih empat calon dari Sembilan bakal calon yang terdaftar di rapat senat sebelumnya. Calon-calon tersebut diantaranya  Syamsuhadi Irsyad SH.,MH Rektor saat ini, Prof. Totok Agung Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed, Sisunandar, Ph.D dosen UMP, dan Yahya Muhaimin mantan Menteri Pendidikan. Keempat calon tersebut telah direkomendasikan ke Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM). Dan pada Selasa (24/5) para calon akan menyampaian visi-misi di depan Senat. Seperti apa konsep UMP ke depan, tentu menjadi pertanyaan bagi mahasiswa karena dalam proses penyampaian visi-misi ini pun tidak melibatkan mahasiswa. Pipit_Bhas

One Response so far

  1. Anonim says:

    Tulisannya keren banget... akhirnya pak dhe syamsu terpilih lagi.

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels